Kue Moci Khas Sukabumi
Di Sukabumi, sebuah kota kecil berhawa dingin di Jawa Barat, memiliki jenis kue yang dikenal luas masyarakat setempat adalah kue moci.
Kue moci bentuknya bulat, bertabur tepung, dan terasa kenyal. Jika digigit, akan terasa manis yang berasal dari adonan gula. Kue itu terbuat dari tepung ketan, gula, kacang tanah, gula tepung, dan tepung tapioka. Kue itu dikemas dalam keranjang bambu kotak berukuran sekitar 20 sentimeter sehingga penganan itu juga dikenal dengan sebutan kue keranjang. Setiap keranjang biasanya diisi lima hingga tujuh butir moci.
Semula, hanya ada dua jenis kue moci yang dijual di pasaran, yaitu kue moci tanpa isi yang disebut kiathong dan kue moci yang diisi dengan adonan kacang. Seiring pesatnya perkembangan industri pembuatan kue moci, kini penganan itu tersedia dalam aneka rasa, mulai dari rasa moka, jahe, hingga durian.
Kue moci bentuknya bulat, bertabur tepung, dan terasa kenyal. Jika digigit, akan terasa manis yang berasal dari adonan gula. Kue itu terbuat dari tepung ketan, gula, kacang tanah, gula tepung, dan tepung tapioka. Kue itu dikemas dalam keranjang bambu kotak berukuran sekitar 20 sentimeter sehingga penganan itu juga dikenal dengan sebutan kue keranjang. Setiap keranjang biasanya diisi lima hingga tujuh butir moci.
Semula, hanya ada dua jenis kue moci yang dijual di pasaran, yaitu kue moci tanpa isi yang disebut kiathong dan kue moci yang diisi dengan adonan kacang. Seiring pesatnya perkembangan industri pembuatan kue moci, kini penganan itu tersedia dalam aneka rasa, mulai dari rasa moka, jahe, hingga durian.
Sebenarnya, kue moci merupakan penganan asli Tiongkok. Kue itu biasanya disajikan pada resepsi pernikahan pasangan warga keturunan Cina. Namun, saat mulai dipasarkan ke masyarakat, kue itu laris manis dan digemari masyarakat Sukabumi, termasuk kaum pribumi.
Konon, kue itu pertama kali dipopulerkan oleh sejumlah warga keturunan Tionghoa pada tahun 1960-an.
Menurut penuturan beberapa warga Tionghoa yang lama bermukim di Sukabumi, saat itu situasi politik Tanah Air tidak memungkinan warga keturunan menjadi guru maupun pegawai pemerintahan. Bahkan, pemerintah setempat melarang warga keturunan berusaha di Kota Sukabumi. Untuk menyambung hidup, warga keturunan mulai berwirausaha, salah satunya dengan membuat kue moci dan memasarkannya ke masyarakat.
Akhirnya, kue tersebut mulai dikenal luas masyarakat. Jika awalnya produsen maupun penjual kue itu hanya dari kalangan warga keturunan, kini banyak warga asli Sukabumi yang juga menekuni bisnis kue moci.
Kini, tercatat lebih dari 10 produsen kue moci menjalankan usahanya di Kota Sukabumi. Berbisnis kue moci menjanjikan karena tak butuh modal besar, bahan baku mudah didapat, dan cara membuatnya sederhana.
Ternyata, kue moci mampu menggairahkan ekonomi warga setempat. Kini, tempat penjualan kue moci tersebar di berbagai tempat di kota yang memiliki banyak bangunan kuno itu. Kue tersebut dapat dijumpai di sejumlah pasar swalayan maupun kawasan pertokoan di Sukabumi.
Bagi yang ingin membeli kue langsung dari tangan pembuatnya, bisa datang ke sejumlah tempat pembuatan kue itu di Kota Sukabumi, antara lain di Jalan Otto Iskandardinata No. 39, Jalan Bhayangkara, dan Jalan Ahmad Yani No. 170/190.
Perkembangan bisnis kue moci di Kota Sukabumi itu juga menunjukkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan antar masyarakat beda kultur di daerah tersebut. Karena sebagai sebuah produk budaya, makanan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya suatu masyarakat.
Kini, kue tradisional Tiongkok itu tidak saja digemari masyarakat Sunda, tetapi juga telah menjadi salah satu hidangan khas dariSukabumi.
Konon, kue itu pertama kali dipopulerkan oleh sejumlah warga keturunan Tionghoa pada tahun 1960-an.
Menurut penuturan beberapa warga Tionghoa yang lama bermukim di Sukabumi, saat itu situasi politik Tanah Air tidak memungkinan warga keturunan menjadi guru maupun pegawai pemerintahan. Bahkan, pemerintah setempat melarang warga keturunan berusaha di Kota Sukabumi. Untuk menyambung hidup, warga keturunan mulai berwirausaha, salah satunya dengan membuat kue moci dan memasarkannya ke masyarakat.
Akhirnya, kue tersebut mulai dikenal luas masyarakat. Jika awalnya produsen maupun penjual kue itu hanya dari kalangan warga keturunan, kini banyak warga asli Sukabumi yang juga menekuni bisnis kue moci.
Kini, tercatat lebih dari 10 produsen kue moci menjalankan usahanya di Kota Sukabumi. Berbisnis kue moci menjanjikan karena tak butuh modal besar, bahan baku mudah didapat, dan cara membuatnya sederhana.
Ternyata, kue moci mampu menggairahkan ekonomi warga setempat. Kini, tempat penjualan kue moci tersebar di berbagai tempat di kota yang memiliki banyak bangunan kuno itu. Kue tersebut dapat dijumpai di sejumlah pasar swalayan maupun kawasan pertokoan di Sukabumi.
Bagi yang ingin membeli kue langsung dari tangan pembuatnya, bisa datang ke sejumlah tempat pembuatan kue itu di Kota Sukabumi, antara lain di Jalan Otto Iskandardinata No. 39, Jalan Bhayangkara, dan Jalan Ahmad Yani No. 170/190.
Perkembangan bisnis kue moci di Kota Sukabumi itu juga menunjukkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan antar masyarakat beda kultur di daerah tersebut. Karena sebagai sebuah produk budaya, makanan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya suatu masyarakat.
Kini, kue tradisional Tiongkok itu tidak saja digemari masyarakat Sunda, tetapi juga telah menjadi salah satu hidangan khas dariSukabumi.