Halaman

Lima Rahasia Ramadan

Rabu, 18 Agustus 2010 , 04:06:00
 
Hasen Chandra Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi
Dr Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al-Ibadah Fil Islam menyebutkan, ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya dirasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadan. Kelima rahasia itu
pertama Menguatkan Jiwa. Tidak dapat disangkal tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya. Lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu. Dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya. Bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan malapetaka besar akan terjadi. Ini karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah SWT sebagai tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam Firman-Nya yang artinya: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya". (QS 45:23).
Maka dengan ibadah puasa, manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat. Bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci. Dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala doanya dikabulkan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi. (HR. Tirmidzi).
Kedua, Mendidik Kemauan. Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan. Meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang berbagai kendala. Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik. Meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah SAW bersabda, puasa itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar. Dan kekuatan rohani juga membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.
Ketiga, Menyehatkan Badan. Di samping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah SAW tetapi juga sudah dibuktikan para dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu perut memang harus diistirahatkan dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus diistirahatkan. Apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.
Keempat,  Mengenal Nilai Kenikmatan. Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada manusia. Tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat karena menginginkan dua. Dapat dua tidak terasa nikmat karena menginginkan tiga begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan. Karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh. Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa besar sebenarnya nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita.
Dan kelima, Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain. Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam. Sementara penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari sini, semestinya puasa menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum teratasi. Seperti penderitaan saudara-saudara kita yang masih berada digaris kemiskinan.(disampaikan kepada wartawan Radar Sukabumi, Irwan Kurniawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Haraf TuLis Komentar